JURNALMALUKU–Kota Ambon bersiap menyambut tonggak bersejarah: 450 tahun perjalanan sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Dalam perayaan penuh makna ini, Pemerintah Kota Ambon menetapkan tema: “Bergerak Bersama par Ambon, Maluku, dan Indonesia Pung Bae” sebuah seruan kolektif untuk melangkah maju dengan semangat kolaborasi dan cinta tanah air.
Tema ini bukan sekadar slogan. Ia merefleksikan harapan dan semangat seluruh masyarakat Ambon untuk memperkuat persatuan, memperluas kerja sama lintas sektor, dan membangun masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk kota ini, tapi juga untuk Maluku dan Indonesia secara keseluruhan.
Walikota Ambon menyampaikan bahwa usia 450 tahun bukan hanya tentang sejarah panjang, tetapi juga tentang arah baru yang akan ditempuh bersama. “Kita ingin Ambon menjadi kota yang tangguh, terbuka, dan terus bergerak. Tapi ini tidak bisa sendiri. Harus bersama, dari masyarakat, pemerintah, pemuda, perempuan, tokoh adat, sampai pelaku usaha. Semua punya peran,” ujarnya.

Perayaan tahun ini akan diramaikan dengan beragam kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Mulai dari festival budaya, parade sejarah, lomba seni, hingga diskusi publik bertema pembangunan dan keberlanjutan. Pemerintah juga menggandeng komunitas lokal, gereja, masjid, sekolah, dan diaspora Ambon di berbagai daerah untuk terlibat dalam semangat perayaan ini.
Salah satu acara yang paling dinanti adalah “Festival Ambon Pung Bae”, di mana kekayaan seni, musik, dan kuliner lokal akan ditampilkan dengan sentuhan modern, sebagai simbol persatuan lintas generasi dan budaya.
Warga menyambut penuh antusias. “Ini bukan cuma ulang tahun kota, tapi semacam penyatuan hati torang semua,” ujar Leana Hitu, salah satu penggerak komunitas anak muda di Kecamatan Sirimau.
Dengan membawa semangat “Bergerak Bersama”, Ambon ingin menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menjawab tantangan zaman. Bahwa kota ini, yang pernah menjadi pusat sejarah kolonial dan perlawanan, kini bersiap mengambil peran strategis sebagai pusat budaya, pendidikan, dan ekonomi kreatif di wilayah timur Indonesia.
Ambon bukan sekadar mengenang masa lalu, tapi sedang menjemput masa depan. Bersama. (JM-NR)