JURNALMALUKU-Yayasan Pelangi Maluku menggelar Program Pengenalan Rapid Assessment dan Pelatihan Kobo Collect Kebencanaan bersama Pimpinan LSM, berlangsung 10-11 Maret 2023 di Kamari-Hotel Ambon.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Ir. Ismail Usemahu, MT.
Usemahu dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku menyambut baik dan sangat mengapresiasi pelaksanaan program pengenalan rapid assessment dan pelatihan Kobo Collect kebencanaan di saat ini.
“Saya memandang kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia guna penanggulangan bencana yang efisien,”ujarnya.
Dirinya menambahkan, rapid assessment itu sendiri akan kita temui pada saat telah terjadi bencana. Kegiatan ini sangat memegang peran penting dalam kedaruratan bencana. Karena hasil dari penilaian cepat dimaksud, merupakan dasar dalam pengambilan keputusan para pengambil kebijakan di setiap level pemerintahan maupun organisasi.
“Rapid assessment tentunya tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal oleh sembarang orang. Kegiatan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang memang sudah terlatih,” tegasnya.
Untuk itu, kata Usemahu, kegiatan ini sangatlah penting dalam meningkatkan kapasitas para peserta dalam penilaian cepat dimaksud. Selain itu pemanfaatan aplikasi kobo collect, saya yakin akan membantu tim rapid assessment menyalurkan dalam informasi secara real time kepada pihak yang berwenang.
“Harapan saya, kegiatan ini perlu difollow up dengan adanya kerangka prosedur yang terkoordinir secara bersama. Sehingga implementasi di lapangan nantinya akan menjadi lebih bermanfaat,”harapnya.
Terlebih lagi, tandas Usemahu, ketika penilaian cepat dilaksanakan, apakah sudah ditentukan siapa yang akan menghimpun data-data yang diperoleh serta dapat melakukan pengolahan data yang cepat untuk pengambilan pengambil keputusan oleh para kebijakan atau pimpinan organisasi.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Max Pentury mengatakan, dalam kerja-kerja kemanusiaan LSM Yayasan Pelangi Maluku dalam kerja sama dengan Ceritascermani Indonesia dalam program together maka, kami melaksanakan penguatan kapasitas kelembagaan bagi LSM yang menjadi mitra dan terbangun dalam sebuah jaringan, dan jaringan itu adalah Gerakan Perempuan Maluku yang memang mereka punya aktivitas sebagai pimpinan-pimpinan lembaga LSM.
“Kegiatan kita adalah pelatihan Kobo Collect itu salah satu tools instrumen dalam merespon emergency/emergency respon atau bencana dan lewat rapid assessment artinya penilaian cepat atau kajian cepat terhadap apa yang bisa diintervensi oleh lembaga ketika ada terjadi bencana dan pelatihan ini berlangsung dua hari,”terang Pentury di Lantai 7 Kamari-Hotel, Sabtu (11/3/2023).
Kami berharap, ujar Pentury, memang tujuan pelatihan ini sendiri semua jejaring LSM lokal yang bermitra dengan YPM pada hari ini memahami ketika kebencanaan pendekatan rapid assessment itu bisa menjadi bagian yang dipakai oleh lembaga-lembaga mitra ketika mereka mau merespon.
Dirinya menambahkan, yang kedua bahwa mereka juga mengenal apa yang disebut dengan panduan spri itu tentang standar kemanusiaan inti yang dipakai dalam mengintervensi kegiatan pada saat bencana itu terjadi.
“Juga ada materi-materi penunjang lainnya untuk pengenalan betsi gender equaliti disabilitas dan sosial inklusi itupun menjadi bagian materi yang tersampaikan sehingga tujuannya adalah semua lembaga-lembaga mitra atau LSM lokal dalam jaringan ini mereka punya perspektifnya sama ketika apapun kebijakan kelembagaannya itu selalu berperspektif betsi dan ini yang sementara dikembangkan dalam kebijakan-kebijakan nasional maupun lokal,”tutur Pentury.
Dirinya juga menambahkan, dan yang terakhir tujuannya adalah bagaimana pelatihan tools Kobo Collect ini bisa dipahami oleh peserta dan mereka mampu untuk menerapkan itu menjadi bagian daripada mereka punya peningkatan kapasitas kelembagaannya dan personal untuk mengakses data informasi yang akurat lewat mekanisme rapid assessment dan tools Kubu Collect.
“Saya rasa dua hari berturut-turut yang dilaksanakan hari kedua ini, yang prakteknya hari pertama adalah pengenalan pengantar, hari kedua ini peserta melakukan praktek dan dinamikanya menurut kami cukup baik,” pungkasnya.
Di waktu yang sama Peserta, Tuty Usman Marasabesy dari Yayasan Permata Maluku juga memberikan apresiasi kepada YPM.
“Apresiasi adalah ucapkan terima kasih kami kepada Yayasan Pelangi dalam hal ini program cerita together program yang sangat luar biasa, dan baru pertama kali kami mengikuti pelatihan seperti ini. Selama ini yang kita mengenal bencana atau mendengar bahwa ada bencana di benak kita bahwa kita hanya memberikan bantuan, tetapi selama ini kita tidak tahu bahwa bantuan yang kita berikan itu apa sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak, atau tepat waktu tepat sasaran atau tidak, kita hanya membawa terus setelah sampai di lokasi kita hanya membiarkan begitu, padahal sebenarnya tidak,”tutur Tuty
Tuty menjelaskan, ada satu panduan yang baru yang kami dapatkan adalah yaitu terkait dengan materi tentang spier-SPAB merupakan satu materi baru yang kita dapatkan bagaimana mengelola bencana kemanusiaan dengan satu standar yang berskala internasional seperti itu.
Lewat kegiatan ini, kata Tuty, banyak hal baru yang kami dapatkan, yang kedua juga terkait dengan ada satu sistem Informasi yang didapatkan yaitu terkait dengan tentang tolsnya bagaimana misalnya kita melaksanakan kegiatan kemanusiaan kita selaku relawan melaksanakan kegiatan asesmen kita bisa mengumpulkan berbagai data itu, kita bisa masukkan di dalam yang namanya sistem kobo collect, ternyata sistem ini sangat bagus.
“Nah di dalam pada kegiatan ini tidak sampai di sini saja karena di luar sana banyak orang juga yang belum tahu sehingga ya bisa kita sosialisasikan dengan instansi terkait atau dengan kelompok-kelompok komunitas dan sebagainya karena nanti mereka yang sebagai orang yang bisa mengalami persoalan-persoalan seperti itu,” tutupnya.(JM.ES).