JURNALMALUKU – Kepulauan Tanimbar kembali menjadi pusat perhatian nasional. Proyek Gas Abadi Masela yang berlokasi di wilayah ini resmi masuk tahap Front-End Engineering Design (FEED), Bupati Ricky Jauwerissa hadir langsung pada peluncuran di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot, menegaskan Abadi Masela adalah salah satu tulang punggung ketahanan energi nasional. Proyek ini, katanya, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya misi swasembada energi.
“Masela harus menjadi strategi bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri, sekaligus menjamin kebutuhan energi bagi ekonomi dan industri,” tegas Yuliot.

Pemerintah pusat, lanjutnya, akan memberi dukungan penuh melalui percepatan perizinan dan fleksibilitas regulasi. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dan pelaku usaha daerah dalam rantai pasok proyek.
President and CEO INPEX Corporation, Takayuki Ueda, menyebut investasi Masela mencapai US\$20,94 miliar atau Rp342,56 triliun. Proyek ini diperkirakan menyumbang hingga US\$150 miliar (Rp2.454 triliun) bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama 30 tahun, sekaligus menciptakan 70 ribu lapangan kerja.

Menurut Ueda, Abadi Masela juga akan menjadi proyek energi pertama di Indonesia yang langsung menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). “Kami optimis FEED menghasilkan desain teknis yang presisi untuk mendukung EPC berkualitas tinggi,” ujarnya.
Bupati Kepulauan Tanimbar Ricky Jauwerissa menegaskan proyek Masela harus benar-benar membawa manfaat nyata bagi masyarakat daerah penghasil.
“Kehadiran saya di sini adalah bentuk komitmen. Suara rakyat Tanimbar wajib didengar, manfaat ekonomi dan sosial harus dirasakan masyarakat lokal,” tegas Ricky.
Ia menambahkan, Masela harus menjadi motor pembangunan Tanimbar, mulai dari lapangan kerja, pemberdayaan pengusaha lokal, hingga infrastruktur penunjang.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyebut cadangan gas di Lapangan Abadi mencapai 18,54 TCF. Produksi diproyeksikan mencapai 9,5 juta ton LNG per tahun (MTPA), 150 MMSCFD gas pipa, dan 35 ribu barel kondensat per hari.
Djoko menegaskan proyek yang sejak 2017 ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan menjadi tonggak kemandirian energi Indonesia sekaligus motor pertumbuhan ekonomi kawasan timur, khususnya Maluku dan Kepulauan Tanimbar.(JM.ES).