JURNALMALUKU-Pasangan Calon (Paslon) Ricky Jauwerissa dan dr. Juliana Chatarina Ratuanak kembali menuai isu-isu murahan yang dilontarkan untuk menjatuhkan nama baik Jauwerissa-Ratuanak.
Jargon BerSATU besutan Jauwerissa-Ratuanak tak hentinya di buli oleh oknum-oknum yang sangat takut bersaing dalam pilkada 2024 ini. Kali ini dengan tagline “Belum Bayar Ikan, Stiker Jauwerissa-Ratuanak Dijual di Meja Jualan Ikan di salah satu media online lokal, Sabtu (16/11/2024).
Terlihat kelemahan para Paslon yang dimana miskin ide dan gagasan itu, mulai mencari-cari kesalahan sekecil apapun untuk menjatuhkan elektabilitas Jauwerissa-Ratuanak lewat pemberitaan-pemberitaan hoax lewat media online.
Hal ini ditanggapi pengacara muda, Cristian Masela menegaskan, isu-isu yang dimainkan mulai dari Kapitalis, UP3, beri Makanan Basi, bahkan ijazah palsu, hingga terbarunya tak bayar uang ikan. Semuanya fitnahan yang terus dimainkan.
“Jadi memang terlihat kalo Jargon BerSATU sangat top. Kenapa karena terus dihantam dengan segala isu-isu murahan. Itu suatu ketakutan besar dengan adanya kehadiran pasangan ideal ini, dimana Bapak Ricky dan Ibu dr. Jul,”ungkap Masela.
Masela mengatakan, itu hal biasa dalam dunia politik tetapi sangat tidak etis karena dengan slogannya KPU Pilkada romantis ini hanya ada di jargon BerSATU.
“Kenapa Paslon Jauwerissa-Ratuanak dibilang romantis? Pertama yang bisa romantis hanya ada lelaki dan perempuan, tidak pernah juga menghantam paslon lain dalam materi kampanye, malah di buat romantis dengan visi-misi Bangun Tanimbar Maju,” tegasnya.
Jadi, kata Masela, pemberitaan terbaru dengan tagline “Belum Bayar Ikan, Stiker Jauwerissa-Ratuanak Dijual di Meja Jualan Ikan,” sangat tendensius dan hoax.
“Karena kegiatan yang kemarin dilakukan itu, sapa menyapa dengan masyarakat KKT sekaligus bersih-bersih lingkungan dan secara kebetulan lewati pasar ikan jadi para papalele ikut menawari ikan disitulah para pendukung kita ini, mulai tertarik dan mengambil. Jadi mau tidak mau kita yang bayar, kira-kira sapa yang mau bayar? bahkan tim membagikan leaflet bukan stiker, karena leaflet itulah visi-misi jargon BerSATU,”tuturnya.
Dirinya menandaskan, jadi semua pemberitaan itu bohong, hoax kita dan masyarakat akan lihat kedepan benar atau salah.(JM.TIM).