Tulisan ini membahas tentang kalangan generasi Z agar lebih mengetahui peran besarnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2017, Deloitte mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu empat tahun mendatang, Gen Z akan memenuhi lebih dari 20% tenaga kerja dalam organisasi. Meski begitu, agaknya diskusi mengenai hadirnya Gen Z di dunia kerja tidak mendapat respon yang tajam seiring dengan perhatian organisasi yang terhenti pada Generasi Y atau yang dikenal dengan generasi milenial. Menurut sejumlah penelitian terdahulu, Gen Z adalah mereka yang lahir setelah tahun 1995 (Brown, 2020; Francis & Hoefel, 2018; Linnes & Metcalf, 2017), atau seringkali disebut dengan generasi pasca-milenial.
Gen Z diidentifikasi sebagai “the communaholic”, generasi yang sangat inklusif dan tertarik untuk terlibat dalam berbagai komunitas dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi guna memperluas manfaat yang ingin mereka berikan, Gen Z dikenal sebagai generasi yang percaya akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik dan perubahan datang melalui adanya dialog.
Selain itu, Gen Z terbuka akan pemikiran tiap individu yang berbeda-beda dan gemar berinteraksi dengan individu maupun kelompok yang beragam. Dari keterangan-keterangan dan riset mengenai Gen Z tersebut telah menggambarkan bahwa Gen Z memiliki potensi yg luar biasa di dalam diri, dan jika dikelola dengan baik maka akan dapat membawa arah pendidikan di Indonesia lebih maju kedepannya.
Kebanyakan diantara kalangan umum memandang dan menganggap gen z sebagai generasi yang tidak bisa lepas dari smartphone serta implusif, namun saya kurang setuju dengan statement diatas, karena jika generasi Z selalu membawa dan menggunakan smartphone hal itu karena generasi Z lahir pada saat proses globalisasi sedang berlangsung serta era moderenisasi, dimana teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang, dan kita sebagai generasi Z harus menyesuaikan agar tidak tertinggal atau gaptek.
Menurut survei yang dilakukan oleh Harris Poll (2020), Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang kreatif dan inovatif. Hal ini relevan dengan sejumlah studi yang mengidentifikasi bahwa Gen Z merupakan generasi yang erat dengan teknologi (digital native). Jika dilihat dari hasil survey terhadap generasi Z, maka kita dapat mengelola kesempatan ini dengan baik untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia kedepannya.
Kontribusi-Kontribusi Yang Dapat Dilakukan Generasi Z Dalam Memajukan Pendidikan Di Indonesia. Generasi Z merupakan kelompok anak muda yang lahir dan bertumbuh dalam perubahan dunia yang sangat pesat. Sehingga memiliki kemudahan dalam mengembangkan potensi diri kearah yang lebih maju. Generasi Z sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, perkembangan kelompok ini sangat dekat dengan teknologi. Anak-anak generasi Z pandai mengikuti dinamika perkembangan informasi, isu-isu teraktual, serta berbagai tren budaya dari dalam maupun luar negeri. Berbagai perkembangan teknologi, dunia hiburan (seperti musik, film, dan fashion), modifikasi bahasa pergaulan sehari-hari, bahkan sesekali yang menyangkut konten atau isu-isu sensitif di media sosial juga tak luput dari perhatian mereka.
Dapat dilihat kemampuan generasi Z dalam mengelola informasi, dapat menumbuhkan sebuah keinginan sebagai pemuda Indonesia dalam memerdekakan kemajuan pendidikan anak bangsa. Dalam dunia era globalisasi dewasa ini pendidikan di Indonesia bisa dikatakan kondisinya masih jauh dari kata mencukupi, hal ini dapat kita amati sekolah yang terdapat di desa-desa yang letaknya jauh dari pusat kota. Bila mana para pemuda bangsa Indonesia pada zaman dulu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme. Maka pada zaman budaya popular dimana generasi z menjadi aktor dalam pergerakan membebaskan, permasalahan krusial yang sering dihadapi di era sekarang ini, antara lain dunia pendidikan. Dalam dinamika sosial masyarakat dewasa ini persoalan yang masih terus dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu minimnya penunjang sarana-prasarana misalnya gedung sekolah yang rusak ataupun tak layak pakai, kepemilikan dan penggunaan media belajar masih minim sekali, perpustakaan yang tidak memadai sehingga sumber buku pembelajaran tidak lengkap, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan lain sebagainya. sebagainya. Hal-hal yang demikian tentu akan sangat mempengaruhi secara langsung kualitas pendidikan di Indonesia
Pada hari sumpah pemuda, 28 Oktober 2021 ini ada sebuah harapan bagi pemuda atau Generasi Z, sebagai generasi masa depan di era globalisasi mampu agar berkontribusi dalam mengembangkan potensi diri, adapun target utama yang dapat dilakukan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pertama menjawab persoalan anak yang putus sekolah akibat tidak mampu memiliki handphone.
Maka sangat penting peran pemuda sebagai garda terdepan untuk menghubungkan kembali ke dunia pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah dengan cara membangun sekolah alternative non-formal untuk membantu anak-anak yang putus sekolah karena kendala biaya secara ekonomi. Kedua ialah Generasi Z dapat melaksanakan pendidikan dengan memanfaatkan media-media informasi dan komunikasi dengan menyebarluaskan tulisan-tulisan yang positif dan mendidik di media online seperti pembuatan konten-konten edukatif yang mana mampu menginspirasi para tunas-tunas bangsa. Dengan menyebarkan tulisan–tulisan positif dapat menyadarkan pentingnya akan pendidikan sehingga diharapkan memberikan dampak yang progres bagi masyarakat bagaimana menciptakan kesadaran akan pentingnya dunia pendidikan. Dengan demikian beberapa poin-poin diatas dapat dilaksanakan oleh generasi Z maka di harapkan tingkat pendidikan di Indonesia semakin meningkat, Sehingga bangsa Indonesia dapat menciptakan generasi-generasi baru yang unggul, cerdas, kreatif, serta berkepribadian pancasila dan bermartabat.
Penulis : Sartika Diah Sahulapa
Mahasiswa Universitas Pattimura,FKIP Pendidikan Sejarah