JURNALMALUKU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya (Kab.MBD) melaksanakan Rapat Penyusunan Rencana Kontinjensi Gempa Bumi dan Tsunami, berlangsung Hotel Golden Nusantara Wakarleli, Selasa (11/04/2023).
Tujuan kegiatan ini, dalam rangka penyusunan dokumen rencana kontinjensi, sehingga tersusun sebuah rencana yang akan digunakan pada masa tanggap darurat bencana, mengingat wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya cukup tinggi potensi bencana, maka diperlukan satu tekad bersama untuk menyusun suatu rencana kesiapsiagaan dengan pelibatan seluruh komponen. Baik itu lembaga maupun Instansi dalam menghadapi bencana.
Hal ini disampaikan Bupati MBD, Benyamin Th. Noach, S.T, dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kab. MBD, Drs. Simon Dahoklory, M.Si bahwa, Kabupaten MBD dalam catatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi Maluku, merupakan kabupaten yang memiliki ancaman multi risiko bencana tinggi dengan luas areal terancam sekitar 408.849 Ha dengan rata-rata penduduk terpapar sebanyak 38 orang per km³.
“Untuk gempa bumi dan tsunami baik berdasarkan RPB Provinsi Maluku dan Kajian Risiko Bencana, Kabupaten MBD termasuk ancaman bencana tinggi dan risiko bencana sedang. Ini berarti tantangan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat di masing-masing pulau untuk menghadapi multi bencana tersebut,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, Pemerintah Kabupaten MBD melalui Badan Penanggulangan Daerah (BPBD), selain melakukan penguatan kapasitas staf dalam komponen pentaheliks (Pemerintah, TNI-POLRI, Perguruan tinggi, Swasta-LSM, dan media massa), juga melakukan penyusunan dokumen rencana kontinjensi atau dokumen saat tanggap darurat bencana.
“Kegiatan workshop ini merupakan suatu upaya sosialisasi dan edukasi dalam rangka membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat di Kabupaten MBD dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami. Edukasi harus terus digalakkan sehingga masyarakat memiliki kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam menghadapi bencana terutama gempa bumi dan tsunami,”harapnya.
Analis Bencana Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Dianita Agustinawati mengatakan, kegiatan penyusunan rencana kontijensi bertujuan untuk mendapatkan rumusan awal dokumen Rencana Kontijensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di daerah.
Selain itu, kata Agustinawati, kegiatan ini juga merupakan bentuk dukungan implementasi BNPB dan Pemda terhadap Program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dimana Kabupaten MBD adalah salah satu dari 30 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia yang ditetapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah pusat, pemerintah daerah terpilih serta ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan, khususnya bencana gempa bumi dan tsunami.
“Penyusunan rencana kontingensi ini penting dilakukan karena akan menjadi acuan dalam rangka menanggulangi lebih baik pada situasi darurat atau krisis dengan menetapkan skenario dan tujuan,”ungkapnya.
Dirinya berharap, semua stakeholder baik Pemerintah Daerah, TNI/Polri, swasta dan masyarakat dapat berkolaborasi dan membangun komitmen bersama dalam menangani keadaan darurat atau bencana alam.
“Kami tetap berharap dukungan semua pihak dalam menangani keadaan darurat atau bencana alam, karena pada intinya yang namanya bencana adalah urusan dan tanggung jawab kita bersama,”tutupnya.
Untuk diketahui, bertindak selaku narasumber kegiatan ini Kepala Stasiun Kota Ambon, Djati Cipto Kuncoro, S.Si., Perwakilan BNPB, Diannitta agustinawati, Analis Bencana Direktorat Kesiapasiagaan BNPB, dan Kepala Pelaksana BPBD MBD James R.J. Liko, SE. dan turut hadir perwakilan TNI-Polri, BPBD, PWI MBD, Perangkat kerja terkait, dan undangan lainnya.(JM)