JURNALMALUKU-Kasus konflik di Desa Hunuth–Durian Patah terus menjadi sorotan. Warga bersama DPD KNPI Maluku dan GMKI Cabang Ambon mendatangi Markas Polda Maluku di Tantui, Ambon, Rabu (17/9/2025), untuk mendesak Kapolda menuntaskan penanganan kasus tersebut.
Rombongan yang juga sebelumnya bertemu Komisi I DPRD Kota Ambon, perwakilan Kodim 1504, serta Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, diterima langsung oleh Dirbinmas Polda Maluku, Kombes Pol Hujrah Soumena. Tak lama kemudian, Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto bersama Wakapolda turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam dialog itu, perwakilan warga Hunuth–Durian Patah, Bernard Kappuw (RT 001) dan Ivone Siahaya (RW 002), menegaskan perlunya peningkatan patroli dan penguatan pos jaga di desa mereka. Menurut mereka, pasca insiden 19 Agustus lalu, masih terjadi tindakan provokatif yang mengganggu rasa aman masyarakat.
Sekretaris DPD KNPI Maluku, Almindes Falantino Syauta, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Kapolda, namun mengingatkan bahwa sudah sebulan lebih kasus ini berjalan tanpa kepastian hukum. “Kami berharap Kapolda bisa turut mengawal langsung proses penanganan, agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan pada aparat,” ujarnya.
Senada, Ketua GMKI Cabang Ambon, Apriansa Atapary, menyampaikan kekecewaan atas lambannya penanganan kasus. Ia menyoroti adanya bukti fisik maupun digital, termasuk temuan bom molotov oleh warga, yang tidak digunakan polisi sebagai alat bukti. “Kami melihat ada indikasi penghilangan barang bukti. Karena itu GMKI akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto berkomitmen menindaklanjuti masukan masyarakat. Ia berjanji akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan proses hukum berjalan transparan, sekaligus meningkatkan patroli di Desa Hunuth–Durian Patah guna memberikan rasa aman bagi warga.
Usai pertemuan, Kapolda Maluku bersama GMKI Cabang Ambon menegaskan kepada awak media bahwa kasus ini tidak boleh berlarut. “Hukum jangan tajam ke bawah, tumpul ke atas. Proses ini harus dikawal hingga benar-benar tuntas,” tegas Atapary. (JM-EA).