JURNALMALUKU-Program Kementrian Pendidikan melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku Siap terbitkan empat film yang akan ditayangkan Oktober mendatang.
Empat film yang akan ditayangkan, merupakan pelestarian nilai budaya Maluku yang hampir punah karena perkembangan jaman.
Empat film tersebut, diantaranya, Tampa Garam, Lemon Nipis dan Kewang Kecil.
Komisaris PT. Tara Sinergy Multimedia Yopi Izaac juga salah satu PH mengatakan, syuting film ini, akan dilakukan beberapa lokasi Pulau Ambon, seperti Kota Ambon, Pulau Haruku, Tengah-Tengah dan Tial. Yang mana lokasi-lokasi itu, ditentukan oleh Kementrian Pendidikan berdasarkan survei yang dilakulan oleh Konsultan mereka.
“Kenapa tentang budaya, karena dilihat, bahwa kebiasaan ini di Maluku, saat ini hampir punah seiring perkembangan jaman.
Dengan itu sehingga, Kementrian melalui BPNB Maluku, mengangkat hal tersebut, agar orang diluar tahu budaya orang Maluku, dan orang Maluku sendiri tidak lupa akan kebiasaan sendiri,”jelas Izaac dalam keterangan Pers, di Ambon, Sabtu (3/9/2022).
Dirinya menambahkan, bahwa dalam film itu, akan menggunakan dialeg Ambon, dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Sementara terkait pemeran dalam film tersebut, pihaknya akan memberdayakan Artis lokal dari Maluku, yang sudah pernah terlibat dalam peran pada film-film lain.
“Jadi dalam penggarapannya, kita kerja sesuai Juknis dari Kementrian. Jadi karena ini film seri, ada sekitar 12 sin, yang akan digarap kurang lebih selama 10 hari kedepan, saat ini sudah sekitar seminggu kita jalan,”terangnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Moluccas Entertainment Icha Anggraeni PH asal Ibu Kota yang dilibatkan dalam penggarapan empat film tersebut menyampaikan terima kasih, karena telah dilibatkan dalam pembuatan film tentang budaya Maluku itu.
“Karena kita melihat banyak budaya-budaya yang hilang di era moderen ini, sehingga harapan kami, kedepan tidak hanya menggarap film ini saja,”tuturnya.
Sementara itu, dua pemeran film yakni Muhammad Haickal Reniurwarin dan Aufa Dien Assagaf, juga menambahkan, cerita yang diangkat, bernilai baik bagi Maluku, dengan itu, dari cerita lokal tentang budaya, membuat ketertarikan baginya untuk turut terlibat.
“Sedangkan Aufa juga menuturkan, bahwa ini merupakan film keduanya. Dan akan menjadi pengalaman berharga. Apalagi mengangkat tentang budaya Maluku,”tutupnya.(JM.ES)