JURNALMALUKU – Fungsionaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku mengecam keras aparat kepolisian dan intelijen yang dinilai lalai mengantisipasi konflik tawuran pelajar, hingga berujung pada pembakaran rumah warga di Desa Hunuth, Kota Ambon, oleh sekelompok warga Desa Hitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Christian Tetelepta, Fungsionaris DPD KNPI Maluku, dalam keterangannya kepada media ini pada Rabu (20/08/25), menilai aparat bergerak lamban dan terkesan membiarkan aksi anarkis berlangsung. Padahal, kata dia, masyarakat Desa Hunuth sama sekali tidak terlibat dalam kasus penikaman yang diduga melibatkan pelajar asal Desa Hitu.
“Tugas Polri apa saja, sampai tidak mampu menghalangi massa yang datang membakar rumah-rumah warga Desa Hunuth? Ini menunjukkan kinerja yang sangat buruk,” tegas Christian Tetelepta.
DPD KNPI Maluku meminta aparat intelijen Polri maupun TNI segera menangkap para pelaku pembakaran serta mengusut provokator yang menggerakkan massa. Penindakan tegas disebut penting agar konflik serupa tidak kembali terulang dan masyarakat merasa aman.
“Tidak boleh ada satu pun pelaku yang lolos. Persoalan sekecil apa pun harus diselesaikan lewat hukum, bukan dengan main hakim sendiri,” lanjutnya.
Christian Tetelepta juga menegaskan sikap resmi DPD KNPI Provinsi Maluku dalam dua poin penting:
1. Meminta ketegasan aparat penegak hukum untuk segera menangkap provokator penyerangan dan para pelaku pembakaran di Desa Hunuth, Durian Patah.
2. Memberikan ‘Rapor Merah’ bagi aparat yang dinilai lamban menangani konflik, mengingat rekaman video amatir yang beredar menunjukkan aparat seakan membiarkan pembakaran berlangsung.
DPD KNPI Maluku berharap aparat segera mengembalikan rasa aman, menindak tegas seluruh pelaku, serta memperkuat langkah pencegahan agar konflik antarwarga tidak lagi terjadi di Maluku.(Red)