TANGGAPAN TERHADAP KOMITMEN POLITIK CALON BUPATI MBD BENYAMIN THOMAS NOACH, ST & Drs. SIMON MOSHE MAAHURY, M.Th.
JURNALMALUKU – Komitmen politik yang dilakukan oleh pak Benyamin Thomas Noach yang saat ini telah tersebar merupakan sesuatu sikap politik yang lumrah dalam momentum politik yakni pilkada.
foto: Calon Bupati MBD Benyamin Thomas Noach dan Tokoh MBD Simon Mose Mahuri
Akademisi IAIN Ambon, Fachrul Pattilouw dalam rilisanya (21/10/2020) menyampaikan langkah karakteristik baik yang ditujukan oleh pak Benyamin dalam rangka membangun kesepahaman untuk menata kehidupan politik yang baik didaerah Maluku Barat Daya.
Menurut saya, dalam kacamata akademisi, komitmen politik ini sesungguhnya suatu potret langkah maju dari seoarang kandidat calon bupati yang ingin bertaruh merebut kepercayaan masyarakat, dimana kepercayaan saat ini merupakan hal yang utama sebagai basis fondasi.
” Persoalan kita saat ini adalah banyak Politisi yang begitu mudah melupakan janji-janji politik dan tidak betul-betul hadir sebagai representator para pemilih. Lewat komitmen politik ini atau kontrak politik yang dibuat oleh pak Benyamin ini benar-benar menjawab keraguan yang selama ini menyelimuti masyarakat sebagai alternatif solusi dari kepercayaan masyarakat kepada calon bupati,” jelasnya
Niat baik ini, tentunya sangat tergambarkan lewat isi dari komitmen politik yang sudah dibuat oleh Pak Benyamin sebagai calon bupati MBD kepada pak Simon sebagai representator atau tokoh masyarakat Kisar
” Seluruh aspirasi masyarakat menjadi tolok ukur bagi pak Benyamin dalam rangka menata Visi Misi yang dikemas untuk membangun masa depan MBD kedepan, kemudian yang penting dari itu semua pak Benyamin memberikan edukasi politik (baca Pendidikan politik) yang baik lewat kontrak politik ini yaitu bahwa pak Benyamin adalah seorang tokoh politik yang tidak ambisius dalam kekuasaan yang ingin berkuasa terus-menerus jadi menurut saya bahwa lewat komitmen politik ini beliau memberikan Pendidikan politik kepada masyarakat MBD bahwa kekuasaan itu tidak boleh dimonopoli oleh segelintir orang saja atau klan dengan demikian harus ada keberlanjutan agar kekuasaan, sehingga itu tidak kelihatan candu oleh segelintir orang saja,” pungkasnya
Alumni Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah ini menegsakan, komitmen politik yang dibuat oleh Pak Benyamin adalah suatu upaya menjawab keresahan yang diakibatkan adanya ketakutan-ketakutan didalam masyarakat kepada elit politik.
Lanjud Fachrul, komitmen ini dilihat sebagai isu yang dikelola (digoreng) sana-sini sesungguhnya itu hanya semacam kecemburuan sosial politik, yang mana kebetulan ide yang sangat baik ini di “tangkap” duluan oleh Pak Benyamin sebagai salah satu pendekatan perilaku politik yang diperlihatkan oleh pak Benyamin sebagai upaya menjaga kepercayaan (truth) masyarakat dan tentunya hal ini sama sekali tidak mengambil alih kedaulatan rakyat MBD yang akan menentukan pemimpinnya yang akan datang sesudah Pak Benyamin
“Jadi tidak perlu menjadi kekhawatiran besar dalam tim, sebab langkah yang baik ini justru menjadi pintu masuk konsensus politik masa depan MBD dikemudian hari” tegasnya
” Realisasi gentleman aggremant ini akan bergantung kepada banyak hal termasuk capaian-capaian dari kesepakatan yang dibangun. Saya kira itu pointnya membaca komitmen politik pak Benyamin Thomas Noach. Komitmen ini hanya dapat mengikat kedua belah pihak secara moril yang mengadakan kesepakatan secara personal bukan komunal dan tidak berpengaruh kepada pihak lain dalam hal ini calon wakil bupati. Ketika terpilih nanti Bupati dan Wakil bupati dalam menjalankan tugas-tugasnya senantiasa tunduk kepada ketentuan negara (UU). Jadi point penting yang dapat kita tarik dari persoalan ini ialah bahwa Komitmen Politik berbasis kepercayaan (modal sosial) itu bertahan lama ketimbang komitmen politik berbasis rente/ekonomi yang mudah dilupakan,” jelasnya.(**)